Belakangan ini salah satu kondisi gangguan kesehatan mental, OCD kembali muncul ke dalam topik perbincangan para netizen di Indonesia.
OCD memang bukan menjadi istilah yang asing lagi untuk warga Indonesia, karena kondisi tersebut seringkali diasosiasikan sebagai kondisi dimana seseorang memiliki perilaku perfeksionis dan berlebihan dalam menjaga kebersihan. Namun, jangan sampai salah kaprah ya! Karena tidak semua orang yang memiliki OCD itu penggila kebersihan loh, biar gak salah paham lagi, yuk kita bahas apa itu OCD.
Pengertian dan Gejala OCD
OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder merupakan suatu kondisi gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan pikiran mengganggu yang menghasilkan kecemasan, ketakutan, atau kekhawatiran dengan perilaku yang berulang dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan terkait, atau dengan kombinasi obsesi dan kompulsi tersebut.
Penderita OCD dapat dikatakan memiliki ketakutan atau pikiran bahwa mereka harus melakukan tindakan tertentu untuk meredakan stres akibat kondisi tersebut. Gejala yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti mencuci tangan berkali-kali, selalu memeriksa ulang hal berkali-kali, hingga suka menimbun barang-barang tertentu meski sudah tidak memiliki fungsi dalam keseharian mereka.
Jenis – jenis OCD
Pada dasarnya, OCD terbagi menjadi 2 jenis, tic-related dan non-tic-related. Tic-related OCD merupakan kondisi yang terjadi akibat bawaan gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, depresi, atau sindrom Tourette. Sedangkan non tic-related OCD, merupakan kondisi yang dipercaya bawaan dari genetik keluarga.
Namun berdasarkan dari gejala, OCD memiliki kategorinya tersendiri. Perlu diketahui juga bahwa gejala yang berbeda juga menandakan jenis yang diderita. Berikut 5 jenis OCD yang perlu kamu ingat :
-
Checkers
Tipe checkers merupakan tipe yang dimana pengidapnya selalu terobsesi untuk memeriksa hal dalam berkali-kali. Seringkali mereka memiliki kecemasan bahwa mereka belum melakukan suatu hal yang semestinya mereka lakukan seperti mematikan kompor atau mengunci pintu. Jika mereka tidak memastikan kembali, mereka akan menumbuhkan rasa ketakutan dan rasa bersalah yang berlebihan.
-
Contamination
Tipe contamination merupakan tipe yang sangat mementingkan kebersihan. Mereka memiliki kecemasan tersendiri mengenai kontaminasi dari kuman atau kotoran meski sudah melakukan pembersihan secara berulang-ulang. Biasanya, mereka merasa harus membersihkan sesuatu berkali-kali seperti mencuci tangan atau mengelap meja untuk memastikan bahwa dirinya sudah terbebas dari kontaminasi apapun.
-
Hoarders
Tipe hoarders merupakan tipe yang dimana pengidapnya tidak sanggup untuk membuang barang-barang tertentu seperti kertas koran, majalah, dan bahkan sampah. Mereka merasa harus menimbun banyak hal karena percaya barang-barang tersebut memang harus disimpan. Tipe hoarders dipercaya sebagai tipe yang cukup berbahaya karena dapat membuat pengidapnya untuk tinggal di lingkungan yang penuh akan kuman dan kotoran yang dapat membahayakan kesehatan mereka.
-
Symmetry
Tipe symmetry merupakan tipe yang biasa disebut perfeksionis oleh orang sekitar. Mereka memiliki pemikiran bahwa setiap hal dan barang harus tersusun dengan sempurna dan simetris, bahkan hal-hal kecil seperti tata letak barang yang ada diatas meja. Jika tipe symmetry melihat suatu hal yang tidak tersusun rapi sesuai keinginannya, ia akan merasa tertekan dan bahkan dapat berujung ke depresi.
-
Forbidden Thoughts
Cukup berbeda dari tipe lainnya, tipe forbidden thoughts menunjukan keabnormalan bukan melalui kegiatan mereka, melainkan melalui pemikiran mereka. Tipe yang satu ini akan diserang terus-terusan oleh pikiran negatif dan merasa bahwa hal-hal sial akan terus menimpa dirinya. Mereka cenderung dipenuhi pemikiran intrusif dan sering kali meragukan keberadaan dirinya.
Stigma Sepele Pada OCD Yang Melekat Di Masyarakat
Menurut hasil penelitian, OCD tidak terasosiasikan pada jenis kelamin tertentu. Namun, dalam 80% kasus yang ditemukan, gejala sudah akan muncul bahkan sebelum penderitanya menyentuh usia 18 tahun. Penelitian juga telah menemukan populasi dari penderita OCD berada di antara 1 hingga 3 persen dari total populasi bumi, meskipun terbilang rendah, hal ini belum menutup mereka yang belum terdiagnosis akibat dari stigma yang ada.
OCD seringkali diasosiasikan menjadi panggilan bagi orang yang menyukai kebersihan atau kerapihan yang ketat. Banyak yang tidak sadar bahwa stigma tersebut telah merubah cara pandang masyarakat terhadap OCD, sehingga kondisi tersebut sering tidak dianggap serius dan menjadi bahan candaan pada beberapa orang.
Hal ini akhirnya menyebabkan orang yang memiliki gejala OCD sering kali tidak mencari pertolongan baik ke orang terdekat maupun secara profesional.
Baca Juga: Memaksimalkan Potensi Diri Melalui Pengembangan Diri
Apa Yang Bisa Kita Lakukan?
Untuk saat ini, OCD tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, kita dapat mendeteksi keberadaannya sejak dini, dengan begitu kita dapat melakukan tindakan penanganan awal yang dapat mengantisipasi gejala yang akan ditimbulkan.
Jika sudah merasakan gejalanya, jangan segan untuk mencari pertolongan ke professional atau orang terdekat. Dengan begitu kita bisa mencegahnya untuk memburuk serta mengganggu kegiatan dan rutinitas sehari-hari.
Kamu juga bisa menemukan potensi OCD mu dengan melakukan tes DNA dari Asaren. Hubungi layanan customer service kami untuk info lebih lanjut.
Sumber:
- Jurnal Universitas Udayana/Sanglah Hospital “Obsessive-Compulsive Disorder”
- National Center for Biotechnology Information